Minggu, 21 November 2010

Tugas Pengantar Bisnis "Franchise"

FRANCHISE

·      DEFINISI FRANCHISE

Waralaba atau Franchise, sering sekali kita dengar dan lihat dalam realita kehidupan yang ada di masyarakat Indonesia. Siapa yang tidak kenal dengan Mcdonald, KFC, A&W, Burger King, Alfamart, Indomart, Primagama, EF, Multiplus, Veneta Printing, dll, Brand tersebut bisa dibilang sebagian franchise yang terkenal di masyarakat Indonesia. Dalam hakekatnya, franchise adalah konsep pemasaran yang bertujuan mengembangkan usaha anda secara luas dan cepat. Namun, franchise bukan dibilang suatu alternative semata melainkan salah satu strategi pemasaran yang sama kuat dengan sistem pemasaran konvensional.
Pengertian franchise sendiri di setiap negara tidak lah sama, namun bukan berarti berbeda bukan memiliki tujuan yang sama. Di Amerika, menurut  International Franchise Association (IFA), franchise adalah sebuah hubungan kontraktual antara Franchisor (Pemberi waralaba) dengan Franchisee (Penerima waralaba) yang dimana Franchisor berkewajiban menjaga kepentingan secara kontinyu pada bidang usaha yang dijalankan oleh Franchisee misalnya melalu pelatihan, di bawah merek dagang yang sama, format dan standar operasional atau kontrol pemilik (Franchisor), dan juga Franchisee menanamkan investasinya tersebut dari sumber dana sendiri. Di Indonesia melalui Asosiasi Franchise Indonesia, Franchise adalah suatu sistem pendistribusian barang atau jasa kepada pelanggan akhir, dimana pemilik merek (Franchisor) memberikan hak kepada individu atau perusahaan untuk melaksanakan bisnis dengan merek, nama, sistem, prosedur dan cara-cara yang telah ditetapkan sebelumnya dalam jangka waktu tertentu meliputi area tertentu. menurut British Franchise Association sebagai garansi lisensi kontraktual oleh satu orang (franchisor) ke pihak lain (franchisee) dengan:
1.      Mengijinkan atau meminta franchisee menjalankan usaha dalam periode tertentu pada bisnis yang menggunakan merek yang dimiliki oleh franchisor.
2.      Mengharuskan franchisor untuk melatih kontrol secara kontinyu selama periode perjanjian.
3.      Mengharuskan franchisor untuk menyediakan asistensi terhadap franchisee pada subjek bisnis yang dijalankan—di dalam hubungan terhadap organisasi usaha franchisee seperti training terhadap staf, merchandising, manajemen atau yang lainnya.
4.      Meminta kepada franchise secara periodik selama masa kerjasama waralaba untuk membayarkan sejumlah fee franchisee atau royalti untuk produk atau service yang disediakan oleh franchisor kepada franchisee.

Para Pakar Ahli pun memiliki definisi terhadap franchise, menurut Campbell Black dalam bukunya Black’s Law Dict menjelaskan franchise sebagai sebuah lisensi merek dari pemilik yang mengijinkan orang lain untuk menjual produk atau service atas nama merek tersebut. David J.Kaufmann  juga memberi definisi franchising sebagai sebuah sistem pemasaran dan distribusi yang dijalankan oleh institusi bisnis kecil (franchisee) yang digaransi dengan membayar sejumlah fee, hak terhadap akses pasar oleh franchisor dengan standar operasi yang mapan dibawah asistensi franchisor.

·      SEJARAH FRANCHISE

Waralaba diperkenalkan pertama kali pada tahun 1850-an oleh Isaac Singer, pembuat mesin jahit Singer, ketika ingin meningkatkan distribusi penjualan mesin jahitnya. Walaupun usahanya tersebut gagal, namun dialah yang pertama kali memperkenalkan format bisnis waralaba ini di AS. Kemudian, caranya ini diikuti oleh pewaralaba lain yang lebih sukses, John S Pemberton, pendiri Coca Cola Namun, menurut sumber lain, yang mengikuti Singer kemudian bukanlah Coca Cola, melainkan sebuah industri otomotif AS, General Motors Industry di tahun 1898. Contoh lain di AS ialah sebuah sistem telegraf, yang telah dioperasikan oleh berbagai perusahaan jalan kereta api, tetapi dikendalikan oleh Western Union serta persetujuan eksklusif antar pabrikan mobil dengan dealer. Waralaba saat ini lebih didominasi oleh waralaba rumah makan siap saji. Kecenderungan ini dimulai pada tahun 1919 ketika A&W Root Beer membuka restauran cepat sajinya. Pada tahun 1935, Howard Deering Johnson bekerjasama dengan Reginald Sprague untuk memonopoli usaha restauran modern. Gagasan mereka adalah membiarkan rekanan mereka untuk mandiri menggunakan nama yang sama, makanan, persediaan, logo dan bahkan membangun desain sebagai pertukaran dengan suatu pembayaran. Dalam perkembangannya, sistem bisnis ini mengalami berbagai penyempurnaan terutama di tahun l950-an yang kemudian dikenal menjadi waralaba sebagai format bisnis (business format) atau sering pula disebut sebagai waralaba generasi kedua. Perkembangan sistem waralaba yang demikian pesat terutama di negara asalnya, AS, menyebabkan waralaba digemari sebagai suatu sistem bisnis diberbagai bidang usaha, mencapai 35 persen dari keseluruhan usaha ritel yang ada di AS. Sedangkan di Inggris, berkembangnya waralaba dirintis oleh J. Lyons melalui usahanya Wimpy and Golden Egg, pada tahun 60-an. Bisnis waralaba tidak mengenal diskriminasi. Pemilik waralaba (franchisor) dalam menyeleksi calon mitra usahanya berpedoman pada keuntungan bersama, tidak berdasarkan SARA.


·      KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN FRANCHISE

Dalam menjalankan usaha franchise untuk memperluas jaringan pemasaran dari produk anda, pasti anda akan mengalami pasang surut dalam melakukan usaha tersebut. Namun, sebelum kita memulai usaha dengan Franchise, kita harus pintar menganalisa apakah bisnis tersebut untung / rugi. Calon franchisee harus detail memutuskan pantas atau tidaknya usaha tersebut, adapun pertimbangan yang perlu diperhatikan sebelum kita memulai usaha franchise, antara lain:
1.      Apakah usahanya sudah proven/menguntungkan? Berapa lama usianya? Hal ini sangat penting pasalnya ada beberapa business opportunity yang baru berusia seumur jagung sudah mulai mengembangkan peluang usaha dengan mengatasnamakan franchise.
2.      Anda sebaiknya melihat prospek bisnisnya dalam jangka panjang serta melihat dari analisa bisnis yang dipaparkan. Pastikan bisnis yang akan Anda ambil bukan bisnis musiman artinya usaha tersebut terus bisa bertahan dan bertumbuh di masa mendatang.
3.      Tanyakan berbagai keunggulan dan keunikan dari franchise tersebut. Hal ini penting untuk mengantisipasi adanya persaingan dengan bisnis sejenis.
4.      Anda juga bisa mendatangi langsung kantor pusatnya untuk memastikan apakah franchise/BO tersebut bisa dipercaya atau tidak. Hal ini sangat penting berkaitan dengan kesiapan franchisor apakah mereka siap berkomitmen untuk mensupport bisnis franchisenya dalam jangka panjang. Selain itu tentu Anda bisa lihat bagaimana organisasi franchisenya, system, SDM, Fasilitas, dll.
5.      Sebaiknya Anda luangkan waktu untuk mendatangi prototype outlet franchisor tersebut, untuk mengenal bisnis tersebut lebih dalam baik dari sisi customer services, produk, melihat jumlah pengunjung, lokasi usaha atau display produk, dll.
6.      Lakukan investigasi kepada franchisee/mitra yang sudah berjalan. “Tongkrongin” outlet yang ada untuk melihat dan memprediksi tingkat penjualan outlet tersebut. Apakah sesuai proyeksi keuangan yang disampaikan sesuai dengan kenyataan dilapangan. Bahkan ada kejadian calon franchisee sampai meminta melihat penjualannya dari “cash register” (jika diperbolehkan).
7.      Cari tahu juga karakter owner dari franchise tersebut untuk memastikan komitmen mereka di dalam menjalankan bisnis franchise dalam jangka waktu yang panjang.
Sistem franchise ini juga memiliki keuntungan dan kerugian dalam operasi usahanya, yaitu:
Keuntungan Sistem Franchise:
·      Percepatan perluasan usaha, dengan modal relatif rendah
·      Efisiensi dalam meraih target pasar melalui promosi bersama
·      Terbentuknya kekuatan ekonomi dalam jaringan distribusi
·      Menggantikan kebutuhan personel Franchisor dengan para operator milik Franchisee (slim organization)
·      Pemilik outlet bermotivasi tinggi karena menyangkut pengembalian investasi dan keuntungan usaha.
Kerugian usaha Franchise:
·      Kewenangan outlet di tangan Franchisee (kalau terlalu banyak ide merepotkan Franchisor)
·      Perlu perubahan paradigma (paradigm shift) atas materi yang dijual
·      Untuk membentuk sistem yang baku, perlu adanya proses yang lebih birokratis

 

DAFTAR PUSTAKA