Jumat, 29 November 2013

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2007-2010)



 
  1. LATAR BELAKANG
            Peningkatan nilai perusahaan yang tinggi merupakan tujuan jangka panjang yang seharusnya dicapai perusahaan yang akan tercermin dari harga pasar sahamnya karena penilaian investor terhadap perusahaan dapat diamati melalui pergerakan harga saham perusahaan  yang  ditransaksikan di bursa untuk perusahaan yang sudah go public. Dalam proses memaksimalkan nilai perusahaan akan muncul konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham (pemilik perusahaan) yang sering disebut agency problem. Perbedaan kepentingan antara manajer dan pemegang  saham  ini mengakibatkan timbulnya konflik yang biasa disebut agency conflict, hal tersebut terjadi karena manajer mengutamakan kepentingan pribadi, sebaliknya pemegang saham tidak menyukai kepentingan pribadi  dari manajer karena  apa  yang dilakukan manajer tersebut akan menambah biaya bagi perusahaan sehingga menyebabkan penurunan keuntungan perusahaan dan berpengaruh terhadap harga saham sehingga menurunkan nilai perusahaan (Jensen dan Meckling, 1976 dalam Wien Ika Permanasari, 2010: 1).
            Untuk itu, diperlukan sebuah implementasi GCG agar dapat menambah dan memaksimalkan nilai perusahaan. GCG diharapkan mampu mengusahakan keseimbangan  antara berbagai kepentingan yang dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan secara menyeluruh, seperti Corporate Social Responsibility (CSR). CSR  merupakan  bentuk  tanggung  jawab perusahaan dalam memperbaiki kesenjangan social dan  kerusakan  lingkungan  yang  terjadi  akibat  aktivitas  operasional  perusahaan.  Semakin banyak bentuk pertanggungjawaban yang dilakukan perusahaan terhadap lingkungannya, image perusahaan menjadi meningkat. Investor lebih berminat pada perusahaan yang memiliki citra yang baik di masyarakat karena semakin baiknya citra perusahaan, loyalitas konsumen semakin tinggi sehingga dalam waktu lama penjualan perusahaan akan membaik dan profitabilitas perusahaan juga meningkat. Jika perusahaan berjalan lancar, maka nilai saham perusahaan akan meningkat.

  1. VARIABEL DAN DATA
a.      Variabel
Ø  Variabel Dependen
-         TOBIN’S Q
Ø  Variabel Independen
-         Corporate Governance Perception Index (CGPI)
-         Corporate Social Responsibility Index (CSRI)
Ø  Variabel Kontrol
-         Ukuran Perusahaan (Size)
-         Jenis Industri
-         Profitabilitas
·        ROA (Return On Assets)
·        DER (Debt to Equity Ratio)
b.      Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu dengan cara menggunakan laporan keuangan tahunan yang diperoleh dari situs BEI (www.idx.co.id) dan website perusahaan. Data mengenai Corporate Governace diperoleh Index Corporate Governance yang merupakan pengumuman hasil survey yang dilakukan oleh Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG), diperoleh dari majalah SWA.

  1. ANALISIS DATA
            Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode:
a.       Statistik Deskriptif
Statistik deskritif digunakan untuk mendeskripsi suatu data yang dilihat dari  mean, median, maximum, minimum. Pengujian ini dilakukan untuk mempermudah  memahami  variabel – variabel yang digunakan dalam penelitian.
b.      Uji Asumsi Klasik
-         Uji Normalitas
Metode yang digunakan adalah dengan melihat distribusi normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal dan uji statistik nonparametrik Kolmogorov Smirnov
-         Uji Multikolinearitas
Untuk mendeteksi ada  tidaknya multikolonieritas dalam suatu model regresi.
-         Uji Autokorelasi
Dalam  penelitian  ini  uji autokorelasi menggunakan  uji  Durbin-Watson  (DW  test) yang menggunakan  titik  kritis  yaitu  batas  bawah  (dL) dan batas atas (dU).
-         Uji Heteroskedastisitas
Dalam penelitian ini untuk mengetahui ada atau tidaknya heterokedastisitas digunakan metode Glejser

  1. HASIL
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
a.       GCG berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan dengan variabel kontrol  Ukuran Perusahaan dan Leverage pada perusahaan yang terdaftar di BEI  periode 2007-2010. Hal ini menunjukkan bahwa investor bersedia  memberikan premium lebih kepada perusahaan yang memberikan transparansi atas pelaksanaan GCG dalam  laporan  tahunan  mereka. Semakin tinggi tingkat implementasi GCG semakin tinggi nilai perusahaan yang ditunjukkan  dengan  tingginya harga  saham  perusahaan.
b.      Pengungkapan CSR berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan dengan variabel control ukuran Perusahaan, Jenis industri,  Profitabilitas, dan Leverage pada perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2007-2010. Hal ini dikarenakan kualitas Pengungkapan CSR dari tahun 2007-2010 masih rendah dan belum mengikuti standar GRI.
c.       GCG dan Pengungkapan CSR berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2007-2010. Hasil ini  menunjukkan bahwa penerapan corporate governance yang baik dan  pengungkapan CSR dapat meningkatkan reputasi perusahaan.

Kamis, 28 November 2013

PENDAHULUAN: ETIKA SEBAGAI TINJAUAN

  1. Pengertian Etika

Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu Ethos yang berarti karakter, watak, kesusilaan atau adat kebiasaan dimana etika berhubungan erat dengan konsep individu atau kelompok sebagai alat penilai kebenaran atau evaluasi terhadap sesuatu yang telah dilakukan.
Berikut ini adalah pengertian etika menurut para ahli:
1.      Maryani & Ludigdo
Ø  Etika adalah seperangkat aturan atau norma atau pedoman yang mengatur perilaku manusia,baik yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang dianut oleh sekelompok atau segolongan masyarakat atau profesi.
2.      Aristoteles
Ø  Dalam bukunya yang berjudul Etika Nikomacheia, Pengertian etika dibagi menjadi dua yaitu, Terminius Technicus yang artinya etika dipelajari untuk ilmu pengetahuan yang mempelajari masalah perbuatan atau tindakan manusia. dan yang kedua yaitu, Manner dan Custom yang artinya membahas etika yang berkaitan dengan tata cara dan kebiasaan (adat) yang melekat dalam kodrat manusia (in herent in human nature) yang terikat dengan pengertian “baik dan buruk” suatu tingkah laku atau perbuatan manusia.
3.      Kamus Webster
Ø  Etika adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang apa yang baik dan buruk secara moral. Menurut Ahli filosofi: Etika adalah sebagai suatu studi formal tentang moral. Menurut Ahli Sosiologi: Etika adalah dipandang sebagai adat istiadat, kebiasaan dan budaya dalam berperilaku.
4.      Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Ø  Etika adalah nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.

  1. Prinsip-prinsip Etika
-         Prinsip Keindahanan
Prinsip ini mendasari segala sesuatu yang mencakup penikmatan rasa senang terhadap keindahan, Misalnya dalam berpakaian, penataan ruang, dan sebagainya,
-         Prinsip Persamaan 
Setiap manusia pada hakikatnya memiliki hak dan tanggung jawab yang sama, sehingga muncul tuntutan terhadap persamaan hak antara laki-laki dan perempuan, persamaan ras, serta persamaan dalam berbagai bidang lainnya. 
-         Prinsip Kebaikan 
Prinsip ini mendasari perilaku individu untuk selalu berupaya berbuat kebaikan dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Prinsip ini biasanya berkenaan dengan nilai-nilai kemanusiaan seperti hormat menghormati, kasih sayang, membantu orang lain, dan sebagainya
-         Prinsip Keadilan 
Pengertian keadilan adalah kemauan yang tetap dan kekal untuk memberikan kepada setiap orang apa yang semestinya mereka peroleh. Oleh karena itu, prinsip ini mendasari seseorang untuk bertindak adil dan proporsional serta tidak mengambil sesuatu yang menjadi hak orang lain. 
-         Prinsip Kebebasan
Kebebasan dapat diartikan sebagai keleluasaan individu untuk bertindak atau tidak bertindak sesuai dengan pilihannya sendiri. Dalam prinsip kehidupan dan hak asasi manusia, setiap manusia mempunyai hak untuk melakukan sesuatu sesuai dengan kehendaknya sendiri sepanjang tidak merugikan atau mengganggu hak-hak orang lain.
-         Prinsip Kebenaran
Kebenaran biasanya digunakan dalam logika yang muncul dari hasil pemikiran yang logis/rasional. Kebenaran harus dapat dibuktikan dan ditunjukkan agar kebenaran itu dapat diyakini oleh individu dan masyarakat.

  1. Basis Teori Etika 
Dalam Etika, terdapat 4 basis teori etika, antara lain:
·        Etika Teleologi
Teleologi berasal dari bahasa Yunani yaitu telos yang memiliki arti tujuan. Dalam hal mengukur baik buruknya suatu tindakan yaitu berdasarkan tujuan yang akan dicapai atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan dari tidakan yang telah dilakukan. Dalam tori teleologi terdapat dua aliran, yaitu:
a.       Egoisme etis 
Inti pandangan dari egoisme adalah tindakan dari setiap orang pada dasarnya bertujuan untuk mengejar kepentingan pribadi dan memajukan diri sendiri.
b.      Utilitarianisme
Utilitarianisme berasal dari bahasa Latin yaitu utilis yang memiliki arti bermanfaat. Menurut toeri ini, suatu perbuatan memiliki arti baik jika membawa manfaat bagi seluruh masyarakat ( The greatest happiness of the greatest number ).
·        Deontologi
Deontologi berasal dari bahasa Yunani yaitu deon yang memiliki arti kewajiban. Jika terdapat pertanyaan “Mengapa perbuatan ini baik dan perbuatan itu harus ditolak karena buruk?”. Maka Deontologi akan menjawab “karena perbuatan pertama menjadi kewajiban kita dank arena perbuatan kedua dilarang”. Pendekatan deontologi sudah diterima oleh agama dan merupakan salah satu teori etika yang penting.
·        Teori Hak
Dalam pemikiran moral saat ini, teori hak merupakan pendekatan yang paling banyak dipakai untuk mengevaluasi baik buruknya suatu perbuatan atau perilaku. Teori hak ini merupaka suatu aspek dari teori deontologi karena berkaitan dengan kewajiban. Hak didasarkan atas martabat manusia dan martabat semua manusia adalah sama. Oleh karena itu, hak sangat cocok dengan suasana pemikiran demokratis.
·        Teori Keutamaan (Virtue)
Dalam teori keutamaan memandang sikap atau akhlak seseorang. Keutamaan bisa didefinisikan sebagai disposisi watak yang telah diperoleh seseorang dan memungkinkan seseorang untuk bertingkah laku baik secara moral. Contoh sifat yang dilandaskan oleh teori keutamaan yaitu kebijaksanaan, keadilan, suka bekerja keras dan hidup yang baik.
  1. Egoism
Egoisme merupakan motivasi untuk mempertahankan dan meningkatkan pandangan yang hanya menguntungkan diri sendiri. Egoisme berarti menempatkan diri di tengah satu tujuan serta tidak peduli dengan penderitaan orang lain, termasuk yang dicintainya atau yang dianggap sebagai teman dekat. Istilah lainnya adalah "egois". Lawan dari egoisme adalah
Egoisme adalah cara untuk mempertahankan dan meningkatkan pandangan yang menguntungkan bagi dirinya sendiri, dan umumnya memiliki pendapat untuk meningkatkan citra pribadi seseorang dan pentingnya - intelektual, fisik, sosial dan lainnya. Egoisme ini tidak memandang kepedulian terhadap orang lain maupun orang banyak pada umunya dan hanya memikirkan diri sendiri. Egois ini memiliki rasa yang luar biasa dari sentralitas dari 'Aku adalah':. Kualitas pribadi mereka Egotisme berarti menempatkan diri pada inti dunia seseorang tanpa kepedulian terhadap orang lain, termasuk yang dicintai atau dianggap sebagai "dekat," dalam lain hal kecuali yang ditetapkan oleh egois itu.

Teori eogisme atau egotisme diungkapkan oleh Friedrich Wilhelm Nietche yang merupakan pengkritik keras utilitarianisme dan juga kuat menentang teori Kemoralan Sosial. Teori egoisme berprinsip bahwa setiap orang harus bersifat keakuan, yaitu melakukan sesuatu yang bertujuan memberikan manfaat kepada diri sendiri. Selain itu, setiap perbuatan yang memberikan keuntungan merupakan perbuatan yang baik dan satu perbuatan yang buruk jika merugikan diri sendiri.
Kata "egoisme" merupakan istilah yang berasal dari bahasa latin yakni ego, yang berasal dari kata Yunani kuno - yang masih digunakan dalam bahasa Yunani modern - ego (εγώ) yang berarti "diri" atau "Saya", dan-isme, digunakan untuk menunjukkan sistem kepercayaannya. Dengan demikian, istilah ini secara etimologis berhubungan sangat erat dengan egoisme filosofis.

SUMBER: