Jumat, 17 Januari 2014

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA



BAB I
PENDAHULUAN

1.1       Pendahuluan
Kelemahan  dalam  sistem  tata  kelola  perusahaan  di  Asia  telah  banyak  dikaitkan  dengan penyebab utama dari  krisis  yang melanda  tahun 1997 (Dickinson dan Mullineux, 2001; Capulong et al.,  2000;  Johnson  et  al,  2000).  Munculnya isu mengenai lemahnya corporate governance ini juga juga disebabkan oleh terjadinya pemisahan antara kepemilikan dengan  pengendalian  perusahaan. Salah  satu  isu  yang  paling  penting  dan  kontroversial  mengenai  corporate  governance  adalah mengenai  struktur  kepemilikan  saham  yang  ter kait  dengan  peningkatan  kinerja  perusahaan. Kemungkinan suatu perusahaan berada pada posisi tekanan keuangan juga banyak dipengaruhi oleh struktur kepemilikan perusahaan tersebut. Struktur kepemilikan tersebut menjelaskan komitmen dari pemiliknya untuk  menyelamatkan  perusahaan (Wardhani, 2005). Menurut Wahyudi dan Pawesti (2006) struktur  kepemilikan  oleh  beberapa  peneliti  dipercaya  mampu  mempengaruhi jalan nya  perusahaan  yang  pada  akhirnya  berpengaruh  pada  kinerja  perusahaan  dalam  mencapai  tujuan  perusahaan  yaitu  memaksimalkan nilai perusahaan.
Struktur  kepemilikan  di  Indonesia  memiliki karakteristik  yang  berbeda  dari  perusahaan- perusahaan  di  Negara  lain.  Sebagian  besar  perusahaan  di  Indonesia  memiliki  kecenderungan terkonsentrasi sehingga pendiri juga dapat duduk sebagai dewan direksi atau komisaris, dan selain itu konflik keagenan dapat terjadi antara manajer dan  pemilik  dan  juga  antara  pemegang  saham mayoritas dan minoritas. Seperti yang di ungkapkan oleh Jensen & Meckling (1976) bahwa Agency conflict muncul akibat adanya pemisahan antara kepemilikan dan pengendalian perusahaan. Dimana dalam teori keagenan dijelaskan bagaimana pihak- pihak yang terlibat dalam perusahaan yakni manajer, pemilik perusahaan dan kreditor akan berperilaku,  karena  pada  dasarnya  mereka  memiliki kepentingan yang berbeda.
Penelitian sebelumnya tentang struktur kepemilikan terhadap kinerja perusahaan pernah dilakukan.  Mc  Connell  dan  Servaes  (1990)  dan Kartikawati  (2007)  menemukan  bahwa  struktur kepemilikan institusional berpengaruh positif  ter hadap kinerja keuangan.  Sebaliknya, Pound (1988), Sudarma (2004) menemukan bahwa kepemilikan institusional justru berdampak  negatif  terhadap struktur modal dan nilai perusahaan. Penelitian Hermalin dan Weisbach (1991) meneliti pengaruh kepemilikan manajerial.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Sedangkan Hapsoro (2008), Darwis (2012), Larasati (2011), Djabid (2009), dan Christiawan dan Tarigan (2007), Bayrakdaroglu et al. (2012)  menemukan  tidak  terdapat  pengaruh kepemilikan  manajerial  terhadap  kinerja  perusahaan manufaktur. Chibber  &  Majumdar  (1999),   Patibandla(2002),   dan  Douma et al., (2003)  meneliti  pengaruh kepemilikan  asing  terhadap  kinerja  perusahaandan  menemukan  bahwa  kepemilikan  asing  berpengaruh  positif  terhadap   kinerja  perusahaan. Berbeda dengan Setiawan (2006) yang menyatakan bahwa kepemilikan asing berpengaruh negatif terhadap kinerja perusahaan. Silva dan Majluf (2008), Giovannini (2010), Prabowo  dan  Simpson  (2011),  Claessens  et  al (2010)  menunjukkan  bahwa  terdapat  pengaruh negatif  kepemilikan  keluarga  terhadap kinerja perusahaan di Asia, termasuk Indonesia. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Anderson and Reeb (2004) di Amerika Serikat menunjukkan hasil yang berbeda yakni kepemilikan keluarga berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan, yang diukur dengan ROA dan Tobins’Q. Penelitian mengenai  kepemilikan  pemerintah  yang  dilakukan oleh La Porta et al (1999), Kusumawati (2007) dan Fauziah (2011) menemukan bahwa kepemilikan  pemerintah  memiliki  pengaruh  negatif terhadap kinerja perusahaan.
Dengan  fenomena  dan  beberapa  penelitian terdahulu  yang  telah  dijelaskan  mengenai  struktur  kepemilikan,  maka  penelitian  ini  ingin meneliti  lebih  lanjut  tentang  pengaruh  struktur kepemilikan  terhadap  profitabilitas  perusahaan. Hal  tersebut  dikarenakan  hasil-hasil  penelitian sebelumnya  mengenai  pengaruh  struktur  kepemilikan  terhadap  profitabilitas  perusahaan menunjukkan ketidakkonsistenan, baik penelitian di  Indonesia  maupun  di  luar  negeri. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian ini menggabungkan semua variabel struktur  kepemilikan  yang  pernah  diteliti  oleh peneliti  sebelumnya,  yaitu  kepemilikan  asing, pemerintah,  manajerial,  institusional  dan keluarga.

1.2              Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
  1. Bagaimana menganalisis struktur kepemilikan berdasarkan penggabungan semua variabel struktur kepemilikan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2011
  2. Apakah pengaruh dari struktur kepemilikan terhadap profitabilitas perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2011.


1.3              Batasan Masalah
Untuk membatasi luasnya penjabaran dan pembahasan dalam penulisan ilmiah ini, maka hanya memfokuskan pada perusahaan manufaktur  yang  terdaftar  di  Bursa  Efek  Indonesia  (BEI)  tahun  2010-2011.

1.4              Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh jawaban masalah-masalah yang dirumuskan, yaitu:
a.       Untuk mengetahui hasil analisis struktur kepemilikan berdasarkan penggabungan semua variabel struktur kepemilikan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2011
b.      Untuk mengevaluasi pengaruh struktur kepemilikan (kepemilikan asing, pemerintah,  manajerial,  institusi,  keluarga)  terhadap  kinerja  perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2011

1.5              Manfaat Penelitian
1.5.1        Manfaat Akademis
a.       Sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya
b.      Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi mahasiswa mengenai pengaruh struktur kepemilikan terhadap profitabilitas perusahaan.
c.       Agar dapat lebih memahami bagaimana memperoleh cara yang efesien dan praktis dalam mengetahui dan memperdalam materi yang telah diberikan melalui penulisan ilmiah.




1.5.2        Manfaat Praktis
a.       Bagi Perusahaan
Bagi pihak internal perusahaan penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam mempertimbangkan pengambilan kebijakan finansial khususnya yang terkait dengan struktur kepemilikan modal guna meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.
b.      Bagi Investor
Bagi pihak investor sebagai bahan  masukan  untuk  berinvestasi  pada  perusahaan  yang  struktur  kepemilikannya  dapat  meningkatkan  kinerja  perusahaan, dan bagi emiten sebagai bahan masukan untuk  mengambil  keputusan  dalam  rangka  meningkatkan kinerja.


1.6              Sistematika Penulisan
Agar dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai penelitian ini maka terlebih dahulu penulis mengeluarkan pokok pikiran yang merupakan isi dari penulisan dalam lima bab. Sistematika penulisan didalam garis besar kelima bab tersebut adalah sebagai berikut :
§  BAB I PENDAHULUAN
Menguraikan latar belakang masalah, rumusan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka, dan sistematika penulisan.

§  BAB II LANDASAN TEORI
Berisi landasan teori yang digunakan untuk membahas masalah yang diangkat dalam penelitian ini yang terdiri dari teori yang berkaitan dengan penelitian dan penelitian sebelumnya.

§  BAB III METODELOGI PENELITIAN
Menguraikan metode penelitian yang mencakup pembahasan tentang ruang lingkup dan batasan penelitian serta perumusan model analisis yang digunakan dalam penelitian ini.

§  BAB IV PEMBAHASAN
Menjelaskan dan menganalisis hasil penelitian.

§  BAB V PENUTUP
Merupakan penutup dari penulisan penelitian yang mengemukakan kesimpulan, yaitu hasil-hasil yang diperoleh dari hasil analisis dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya. Kemudian dengan dasar kesimpulan tersebut, akan dikemukakan saran-saran untuk penelitian lanjutan.

§  DAFTAR PUSTAKA





BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1       Kerangka Teoritis
2.1.1    Teori Keagenan
Hubungan keagenan terjadi ketika satu atau lebih individu yang disebut sebagai prinsipal menyewa individu  atau  organisasi lain,  yang disebut sebagai agen, untuk melakukan sejumlah jasa  dan  mendelegasikan  kewenangan  untuk membuat keputusan pada agen tersebut (Brigham dan Houston, 2006:26). Pemisahan  antara  kepemilikan dan pengendalian perusahaan mendorong manajer  untuk  tidak  memaksimalkan  usahanya (Jensen dan Meckling, 1976).  Dalam  konteks perusahaan,  masalah  keagenan  yang  dihadapi investor  mengacu  pada  kesulitan  investor  untuk memastikan  bahwa  dananya  tidak  disalahgunakan oleh manajemen perusahaan untuk mendanai kegiatan yang tidak menguntungkan (Wulandari, 2011). Menurut Jensen dan Meckling (1976), penyebab  konflik  antara  manajer  dan  pemegang saham diantaranya adalah pembuatan keputusan yang  berkaitan  dengan  aktivitas  pencarian  dana dan  bagaimana  dana  yang  diperoleh  tersebut diinvestasikan. Dengan  teori  keagenan  maka  dapat  menjelaskan fenomena masalah keagenan di Indonesia khususnya di dalam struktur kepemilikan. Shleiferdan  Vishny  (1997)  menjelaskan  bahwa  manajer mengendalikan  perusahaan  dan  masalah  keagenan yang terjadi antara pemegang saham dan manajer.  Masalah  ini  disebut  sebagai  Agency Problem I (Villalonga dan Amit, 2006) atau  Type I Agency  Costs  (Bozec  dan  Laurin,  2008).  Berikutnya,  pemegang  saham  mengelompokkan  diri menjadi  pemegang  saham  pengendali  untuk mengawasi  manajer  agar  manajer  menjalankan perusahaan  demi  kepentingan  terbaik  para  pemegang  saham.  Akan  tetapi,  pemegang  saham pengendali  meminta  manajer  untuk  membuat keputusan  yang  menguntungkan  diri  sendiri seperti pembagian dividen khusus. Hal ini merugikan  pemegang  saham  nonpengendali.  Dalam  hal demikian, masalah keagenan yang terjadi antara pemegang  saham  pengendali  dan  pemegang saham  nonpengendali.  Konflik  seperti  ini disebut Agency  Problem  II  (Villalonga  dan  Amit,  2006) atau  Type  II  Agency  Costs  (Bozec  dan  Laurin, 2008).

 
2.2       Pengembangan Hipotesis
2.2.1    Kepemilikan Asing dan Kinerja Perusahaan
Berdasarkan  teori  keagenan,  perbedaan  kepentingan  antara  manajer  dan  pemegang  saham mengakibatkan  timbulnya  konfik  yang  biasa disebut  agency conflict. Konflik kepentingan yang sangat  potensial  ini  menyebabkan  pentingnya suatu mekanisme yang diterapkan yang berguna untuk  melindungi  kepentingan  pemegang  saham (Jensen  and  Meckling,  1976).  Kepemilikan asing merupakan  proporsi  saham  biasa  perusahaan yang  dimiliki  oleh  perorangan,  badan  hukum, pemerintah  serta  bagian- bagiannya  yang  berstatus  luar  negeri.  Atau  perorangan,  badan hukum,  pemerintah  yang  bukan  berasal  dari Indonesia.  Kepemilikan  asing  dalam  perusahaan merupakan  pihak  yang  dianggap  concern  terhadap peningkatan  good  corporate  governance (Simerly &Li, 2000;  Fauzi,  2006).  Chibber  &  Majumdar (1999)  menemukan  kepemilikan  asing  berpengaruh  positif  terhadap  kinerja  perusahaan  di India. Dengan  semakin  banyaknya  pihak  asing yang menanamkan sahamnya diperusahaan  maka akan meningkatkan kinerja dari perusahaan yang di investasikan  sahamnya,  hal  ini  terjadi karena pihak  asing  yang  menanamkan  modal  sahamnya memiliki sistem manajemen,teknologi dan inovasi, keahlian  dan  pemasaran  yang  cukup  baik  yang bisa  membawa  pengaruh  positif  bagi  perusahaan. Sesuai  dengan  teori   keagenan  bahwa  masalah yang terjadi yang menyebabkan kinerja perusahaan  menjadi  turun  adalah  hubungan  yang  tidak baik  antara  pemegang  saham  dengan  manajer tetapi  ketika  hubungan  antara  pemegang  saham dengan  manajer  bisa  dikendalikan  maka  kinerja perusahaan  dapat  menjadi  lebih   baik.  Semakin tinggi  kepemilikan  asing,  maka  pihak  asing sebagai  pemegang  saham  mayoritas  akan  menunjuk  orang  asing  untuk  menjabat  sebagai dewan  komisaris  atau  dewan  direksi,  dengan demikian  keselarasan  antara  tujuan  ingin memaksimalkan  kinerja  perusahaan  akan  tercapai  karena  persamaan  prinsip  Antara pemegang  saham  asing  dengan  manajemen yang  juga  ditempati  pihak  asing  sebagai  bagian dari  manajemen  perusahaan.

H1:   Kepemilikan Asing (Foreign Ownership) berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan.

2.2.2    Kepemilikan Pemerintah dan Kinerja Perusahaan
Berdasarkan  teori  keagenan,  perbedaan  kepentingan  antara  manajer  dan  pemegang  saham mengakibatkan  timbulnya  konfik  yang  biasa disebut  agency conflict. Konflik kepentingan yang sangat  potensial  ini  menyebabkan  pentingnya suatu mekanisme yang diterapkan yang berguna untuk  melindungi  kepentingan  pemegang saham (Jensen and Meckling, 1976). Kartikawati (2007) dan Fauziah (2011)  menyatakan bahwa konsentrasi kepemilikan pemerintah berpengaruh negatif terhadap  kinerja  perusahaan.  Pemerintah  dapat memperlambat  kinerja  dari  perusahaan  tersebut dikarenakan  pemerintah  belum  mampu  untuk mengelola  perusahaan  dengan  baik.  Bahkan pemerintah dapat mengintervensi kinerja perusahaan demi kepentingan pemerintah semata Marciano (2008) menyatakan bahwa perusahaan pemerintah yang dikendalikan oleh para birokrat memiliki  tujuan  yang  didasarkan  pada kepentingan  politis  dan  bukan  untuk  menyejahterakan  masyarakat  dan  perusahaan  itu  sendiri. Dalam teori keagenan dijelaskan hubungan antara pemegang saham dengan pihak manajer, pemerintah sebagai pemegang saham pengendali seharusnya bisa mengawasi atau mengkontrol kinerja dari manajer, tetapi seringkali pemerintah justru mempunyai  tujuan  lain  selain  meningkatkan  kinerja. Shen dan Lin (2009) menemukan pemerintah atau birokrat mempunyai kepentingan sosial dan politis daripada memikirkan untuk meningkatkan kinerjaperusahaan.  Hal  ini  akan  berdampak  pada berkurangnya  kontrol  dari  pihak  pemerintah terhadap  pihak  manajer  sebagai  pengelola perusahaan.
H2:  Kepemilikan Pemerintah (Government Ownership) berpengaruh negatif terhadap kinerja perusahaan.

2.2.3    Kepemilikan Manajerial dan Kinerja Perusahaan
Berdasarkan teori keagenan,  perbedaan kepentingan  antara  manajer  dan  pemegang  saham mengakibatkan  timbulnya  konfik yang biasa disebut agency conflict. Konflik kepentingan yang sangat  potensial  ini  menyebabkan  pentingnya suatu mekanisme yang diterapkan yang berguna untuk  melindungi  kepentingan  pemegang  saham (Jensen and Meckling, 1976). Salah satu cara guna untuk  mengurangi  konflik  antara  prinsipal  dan agen  dapat  dilakukan  dengan  meningkatkan  kepemilikan manajerial suatu perusahaan. Cruthley & Hansen (1989) serta Bathala et al (1994) menyatakan  bahwa  kepemilikan  saham  oleh manajer akan mendorong penyatuan kepentingan antara  prinsipal  dan  agen  sehingga  manajer bertindak  sesuai  dengan  keinginan  pemegang saham dan dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Kepemilikan  saham  manajerial  akan  mendorong  manajer  untuk  berhati-hati  dalam  mengambil keputusan karena mereka ikut merasakan secara  langsung  manfaat  dari  keputusan  yang diambil  dan  ikut  menanggung  kerugian  sebagai konsekuensi  dari  pengambilan  keputusan  yang salah  (Listyani,  2003).  Menurut  Wahidahwati (2002)  kepemilikan  manajerial adalah  pemegang saham dari pihak manajemen (dewan direksi dan dewan komisaris) yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan.
H3:  Kepemilikan Manajerial (Managerial Ownership) berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan.

2.2.4    Kepemilikan  Institusional  dan  Kinerja  Perusahaan
Jensen  and  Meckling  (1976)  menyatakan bahwa  kepemilikan  institusional  memiliki  peran an  yang  penting  dalam  meminimalisasi  konflik keagenan yang terjadi diantara pemegang saham dengan manajer. Keberadaaan investor institusional dianggap mampu mengoptimalkan pengawasan kinerja manajemen dengan memonitoring setiap keputusan yang diambil oleh pihak mana jemen selaku pengelola perusahaan. Hasil peneliti an  Kartikawati  (2007)  menunjukkan  bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Kepemilikan institusional ditunjukkan dengan tingginya persentase saham perusahaan yang dimiliki oleh pihak institusi.  Yang dimaksud dengan pihak institusi dalam hal ini berupa LSM, perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi maupun perusahaan swasta. Kepemilikan institusional  pada  umumnya  memiliki  proporsi  kepemilikan dalam jumlah yang besar sehingga proses monitoring terhadap manajer menjadi lebih baik. Tingkat kepemilikan  institusional  yang tinggi akan menimbulkan usaha pengawasan yang lebih besar  oleh  pihak  investor  institusional  sehingga dapat menghalangi perilaku opportunistic manajer.  Shleifer and Vishny (1999) mengemukakan bahwa institutional shareholders memiliki insentif untuk memantau pengambilan keputusan perusahaan. Hal ini akan berpengaruh positif bagi perusahaan  tersebut,  baik  dari  segi  peningkatan nilai  perusahaan  maupun  peningkatan  kinerja usaha.
H4: Kepemilikan Institusional (Institutional Owner ship) berpengaruh positif  terhadap  kinerja erusahaan.

1.2.5        Kepemilikan Keluarga dan  Kinerja Perusahaan
Menurut  teori  keagenan,  struktur  kepemilikan  perusahaan  dapat  mempengaruhi  masalah keagenan dalam suatu perusahaan. Cucculelli and Micucci (2008) menemukan kepemilikan saham keluarga yang besar mempunyai pengaruh negatif bagi  kinerja  perusahaan. Hal ini terjadi  karena keluarga  cenderung  mengambil  manfaat  pribadi dari  perusahaan  dengan  semakin  banyak  nilai saham yang di investasikan maka semakin mudah untuk mengendalikan perusahaan. Ketika timbul suatu resiko yang sangat tinggi yang dialami oleh perusahaan,  maka  pemilik  akan  cenderung  lebih menyelamatkan  uang  yang  mereka  investasikan daripada memperbaiki kinerja perusahaan. Anderson dan Reeb (2004) yang melakukan penelitian di Indonesia menemukan bahwa kepemilikan keluarga berpengaruh negatif terhadap kinerja  keuangan  perusahaan  hal  ini  disebabkan  karena perlindungan  hukum  terhadap  investor  dalam struktur  kepemilikan  sangatlah  lemah  sehingga timbul  masalah  agensi  yang  dapat  mengganggu kinerja  perusahaan  (La  Porta  et  al.,  2000; Claessens et al., 2000).
H5: Kepemilikan keluarga (family ownership) berpengaruh negatif terhadap kinerja perusahaan.




BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1       Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan  manufaktur  yang  terdaftar  dalam Bursa  Efek  Indonesia  selama  periode  2010-2011. Teknik  pengambilan  sampel  dilakukan  secara purposive  sampling  dengan  kriteria  sebagai  berikut: (1) Perusahaan yang mengungkapkan infor masi  mengenai  struktur  kepemilikan  di  Indone sian Capital Market Directory  (ICMD) 2010 -2011, dan  rasio  keuangan  dalam  laporan  tahunannya, (2)  Perusahaan  yang  tidak  mengalami  kerugian selama periode 2010-2011.

3.2              Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.2.1        Variabel Independen
a.       Kepemilikan Asing
ü  Kepemilikan asing merupakan porsi outstanding share yang dimiliki oleh investor  atau pemodal asing (foreign investors) yakni perusahaan yang dimiliki oleh perorangan, badan hukum, pemerintah serta  bagian-bagiannya yang berstatus  luar   negeri  terhadap  jumlah seluruh  modal  saham  yang  beredar (Farooque et al., 2007).



 b.      Kepemilikan Pemerintah
ü  Kepemilikan pemerintah adalah jumlah kepemilikan saham oleh pihak pemerintah (government) dari seluruh modal saham yang dikelola (Farooque et al., 2007).

 

c.       Kepemilikan Institusional
ü  Kepemilikan institusional merupakan proporsi kepemilikan saham oleh  institusi seperti LSM, Perusahaan  swasta,  perusahaan  efek,  dana pensiun, perusahaan  asuransi, bank dan perusahaan-perusahaan  investasi.  Kepemilikan institusional diukur dengan menggunakan rasio  antara  jumlah  lembar  saham  yang dimiliki oleh institusi terhadap jumlah lembar saham  perusahaan  yang  beredar  secara keseluruhan (Ujiyantho dan Pramuka, 2007).

 

d.      Kepemilikan Manajerial
ü  Kepemilikan manajerial diukur dengan menggunakan  rasio  antara jumlah  saham  yang dimiliki  manajer  atau  direksi  dan  dewan komisaris  terhadap  total  saham  yang  beredar (Rustendi dan Jimmi, 2008).

 

e.       Kepemilikan Keluarga
ü  Kepemilikan keluarga Perusahaan  dikatakan  memiliki  kepemilikan keluarga  apabila  pimpinan  atau  keluarga memiliki lebih dari 20% hak suara (Anderson and  Reeb,  2003;  Claessens,  2000;  La  Porta, 1999). Menurut  Harijono  (2013),  penelusuran kepemilikan  keluarga  dilakukan dengan  melihat  nama  dewan  direksi  dan  dewan  komi saris  Jika  nama  dewan  direksi  dan  dewan komisaris  cenderung  sama  dalam  beberapa tahun  dan   mempunyai  saham  dalam  kepemilikan perusahaan maka bisa saja perusahaan tersebut termasuk dalam kepemilikan oleh keluarga. Jika perusahaan dimiliki institusi lain, maka penelusuran  kepemilikan dilakukan dengan analisis kepemilikan piramida  dan  struktur lintas kepemilikan. Setelah ditelusuri maka dapat diketahui jika saham pengendali perusahaan tersebut adalah individu, maka bisa dikategorikan sebagai kepemilikan keluarga


3.2.2        Variabel Dependen
Dalam penelitian ini, kinerja perusahaan manufaktur diproksikan dengan ROA. Return on Asset  (ROA)  adalah  rasio  pendapatan  setelah bunga  dan  pajak  (EAT)  atau  net  pendapatan dibagi dengan nilai buku aset di awal tahun fiskal (Brigham & Ehrhadrt, 2005). Berikut ini adalah perhitungan rasio ROA:


3.2.3        Variabel Kontrol
Dalam penelitian ini, ukuran  perusahaan diproksi oleh total  assets, yang diukur dengan menggunakan logaritma natural dari total asset. Sari (2010) menyatakan bahwa suatu perusahaan  besar  dapat  memperoleh  kemudahan dalam mengakses  pasar  modal, hal ini berarti bahwa perusahaan memiliki fleksibilitas dan kemampuan  untuk  mendapatkan dana. Dengan dana yang lebih banyak, perusahaan dapat menciptakan peluang  pertumbuhan sehingga kinerja perusahaan menjadi lebih baik.
SIZE = Log Total Asset

§  Leverage menunjukkan seberapa besar aset perusahaan diperoleh atau didanai oleh utang. Siallagan dan Machfoedz (2006) menyatakan bahwa leverage dapat mengurangi konflik kepentingan antara manajer dengan pemberi pinjaman (bondholders).


3.3       Model Penelitian
Untuk  menjawab  hipotesis  penelitian,  maka digunakan persamaan regresi dengan alat analisis
SPSS sebagai berikut:


Sebelum melakukan analisis linier berganda terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik, yaitu uji normalitas, multikolinearitas, autokorelasi dan heterokedastisitas (Ghozali, 2005). Pengujian asumsi klasik dan  hipotesis dilakukan pada tingkat signifikansi 5%.

 


REFERENSI:

Anderson, R.  C., Mansi,  S. A.,  and  Reeb, D. M. (2002).  Founding Family Ownership and the Agency  Cost  of  Debt.  Journal  of  Financial Economics,  68,   263-285.

Andres, C.  (2008).  Family Ownership,  Financing Constraints  and  Investment  Decisions. Working  Paper  University  of  Bonn  Department of Economics, Germany.

Bathala,  C.T.,  Moon,  K.P.,   and  Rao.  R.P.  (1994). “Managerial  ownership,  debt  policy,  and  the impact  of  institutional  holdings: An  agency perspective”. Financial Management, 23, 38– 50.

Benfratello,   L. and Sembenelli, A. (2002).  Foreign ownership and productivity; is the direction of causality  so  obvious?.  di  unduh  dari  www.ssrn.com. 28 April 2013 .

Bozec, Y.  and   Laurin,   C.  ( 2008 ) .   Large  Shareholder Entrenchment  and  Performance:  Empirical Evidence  from  Canada.  Journal  of  Business Finance and Accounting, 35(1) , 25-49.

Brigham, E.F. and Erhardt,  M.C. (2005).  Financial Management Theory and Practice,  11th Edition, Ohio: South Western.

Cao, J.   and Lerner,   J.  (2006).  The Performance of Reverse Leveraged Buyouts.  www.  ssrn.com.

Capulong, M., Edward, D., Webb, D., and Zhuang, J.  (eds).  (2000).   Corporate  governance  and finance  in  East  Asia:  A  study  of  Indonesia, Republic of Korea, Malaysia, Philippines and Thailand.  Asian Development Bank: Manila.

Chhibber, P. K. and Majumdar, S. K. (1999). Foreign ownership and profitability: property  rights, control and the performance of firms in Indian Industry. Journal of Law and Economics, 46(3), 209 –238. ISSN: 00222186.

Christiawan,  Y.   J.   dan  Tarigan,  J.   (Mei  2007).Kepemilikan  Manajerial:  Kebijakan  Hutang, Kinerja  dan  Nilai  Perusahaan,  Jurnal Akuntansi dan Keuangan,  9(1),   1-8.

Claessens, S., Djankov, S.,  Fan,   J.P.H., and Lang, L.H.P.  (2000).  The  separation  of  ownership and  control  in  East  Asian  Corporations. Journal of Financial Economics, 58 ,   81-112.

Claessens, S., Djankov,  S.,  Fan,   J.P.H.,  and Lang, L.H.P.  ( 2002 ) . Disentangling the incentive andentrenchment  effects  of  large  shareholdings, Journal of Finance, 57 (6),   2741-2771.

Cruthley, Claire ,   E.,   and Robert ,   S.  ( 1989 ) . A   Test of Agency  Theory  of  Managerial  Ownership, Corporate  Leverage,  and  Corporate  Dividends”.   Financial Management,   18, 36-46.

Cucculelli,  M. and  Micucci,  G. (2008). Family Succession  and  Firm  Performance.  Evidence  from Italian  Companies»,  Journal  of  Corporate Finance, 14(1). 

Darwis,  H. (2012). Manajemen  Laba  Terhadap Nilai  Perusahaan  Dengan  Corporate  Governance  Sebagai  Pemoderasi.  Jurnal  Keuangan dan Perbankan, 16(1),  45-55.

Djabid,  W. A.  (2009). “Kebijakan  Divi den,  dan Struktur  Kepemilikan  Terhadap  Kebijakan hutang:  Sebuah  Perspektif  Agency  Theory”. Jurnal Keuangan dan Perbankan,  13(2), 249 -259.

Dickinson,  D.G.  and  Mullineux,  A.W.  (2001). Lessons from the East Asian financial crisis: a financial sector perspective. Georforum,   32(1) , 133-142.

Douma  S.,  George,  R.  and  Kabir,  R.  (2006). Foreign  and  domestic  ownership,  business groups, and firm performance: evidence from a  large  emerging  market,  Strategic  Management  Journal,   27(7),   637-657.

Fauzi, A.  (2006).  Struktur kepemilikan saham asing  di  Indonesia.  Gramedia  Pustaka Utama. Jakarta

Fauziah.  (2011).  Pengaruh  Kepemilikan  Pemerintah  Terhadap  Kinerja  Keuangan  BUMN
yang Diprivatisasi. Skripsi Fakultas Ekonomi UIN Malang, tidak dipublikasikan.

Farooque, Omar Al, Tony van Zijl, Keitha D., and AKM Waresul  K. (2007). Corporate  Governance  in  Bangladesh:  Link  between  Ownershipand  Financial  Perfor mance,  Blackwell Publishing  Ltd,  Journal  Compilation,   15(6) , 1453-1468.

Ghozali,  I.   (2006).  Aplikasi  Analisis  Multivariat dengan Program SPSS .  Badan Penerbit.

Giovannini,  R.  (2010).  Corporate  governance, family  ownership and performance”.  Journal  of  Management  and  Governance,   14(2), 145-166.

Hermalin,  B.   and  Weisbach,  M.  S.   (1991).   The Effects  of  Board  Composition  and  Direct Incentives  on  Firm  Performance.  Financial Management,   20(4) ,  101-112.

Huang, S. and Song, F. (2002).  The Determinants of Capital  Structure:  Evidence  from  China, Working paper, The University of Hong Kong, 2-7.

Jensen, M. C. and William H. M. (1976).  Theory of The  Firm:  Managerial  Behavior,  Agency Costs  and  Ownership  Structure.  Journal of Financial Economics, 3 ,   305-360.  Journal Management Governance,   14,   145–166.  Journal of Business Research,   61,   609–614.

Wening, K. ( 2009 ). Pengaruh  Kepemilikan   Institusional  terhadap  Kinerja Keuangan  Perusahaan.
http://hana.wordpres/2009/05/17/pengaruhkepemilikan-institusional-terhadap-kinerja-keuangan-perusahaan/  diakses tanggal 22 April 2013.

Kumar,  K.,  Subramaian,  R.,   and  Strandholm,  K. (2004).  Competitive  Strategy,  environmental scanningand  performance:  a  context  specific analysis  of  their  relationship.  International Journal of Commerce and Management,   11(1), 1-33.

Kusumawati, D.N.  (2007).   Profitability and corporate  governanc e  disclosure:  An  Indonesian study,   Indonesian  Journal  of  Accounting Research,   10(2),   131-146. La Porta, R., Lopez-De-Silanes, F., and  Shleifer,  A. (1999).   Corporate  Ownership  Around  the World.  The  Journal  of  Finance,  LIV(2) ,   471-516. Literature,   25(1),   121-132.

Larasati,  E.  (2011).  Pengaruh  Kepemilikan Manajerial,  Kepemilikan  Institusional  dan Kebijakan  Dividen  Terhadap  Kebijakan Hutang Perusahaan.  Jurnal Ekonomi Bisnis, 16(2),   103-107.

Listyani, T .  T.  ( 2003 ) .  Kepemilikan Manajerial  dan Pengaruhnya Terhadap Kepemilikan Saham Institusional.  Jurnal  Politeknik  Negeri Semarang, 3.

Marciano, D. (2008). Pengaruh Asimetri Informasi, Moral  Hazard,  dan  Struktur  Pendanaan dalam  Penentuan  Harga  Pinjaman  Korporasi  dalam  Bentuk  US  Dollar:  Studi Empiris  di  Indonesia  Periode  1990-1997. Disertasi  Program  Doktoral  UGM,  tidak dipublikasikan.

McConnell, J.,  and  Servaes, H.  (1990). Additional evidence  on  equity  ownership  and  corporate value.  Journal  of  Financial  Economics,   27, 595–612.

Nugrahanti,  Y.   dan  Shella,   N.   (2012).  Pengaruh Struktur  Kepemilikan  Sebagai  Mekanisme Corporate  Governance  Terhadap  Kinerja Perbankan.  Jurnal  Manajemen  Universitas Maranatha,   11(2).

Patibandla,  M.  (2002).   Equity  Pattern,  Corporate Governance  and  Performance:  A  Study  of Indian  corporate  Sector,  Copenhagen Business School, Working Paper.

Permanasari,  W.I .  (2010).  Pengaruh  Kepemilikan Manajemen,  Kepemilikan  Perusahaan.   Skripsi Universitas Diponegoro.

Pound, J. (1988). Proxy Contests and the Efficiency of Shareholder  Oversight.  Journal  of  Financial Economics, 20 ,   237-65.

Prabowo, M. and Simpson, J.  (2011).   Independent directors  and  firm  performance  in  family controlled  firms:  evidence  from  Indonesia.Asian Pacific Economic Literature,  25(1),   121-132.