Meningkatnya
pertumbuhan industri asuransi jiwa dan juga persaingan antar
perusahaan asuransi jiwa ternama di Dunia, khususnya Indonesia,
membuat profesi sebagai tenaga pemasaran atau agen asuransi jiwa
banyak diminati oleh kalangan masyarakat. Mulai dari direktur,
pengusaha, dosen, karyawan, mahasiswa bahkan ibu rumah tangga. Tentu
menjadi seorang agen asuransi jiwa bukanlah cita – cita seseorang
sejak kecil. Namun, dengan perkembangan zaman yang terus mengalami
kemajuan, profesi tersebut bisa menjadi profesi utama. Mereka
beralasan menjadi seorang agen asuransi jiwa bisa mewujudkan impian
yang sebelumnya dianggap mustahil menjadi sebuah kenyataan. Namun,
untuk digarisbawahi agen asuransi jiwa bukanlah pilihan
terakhir untuk berkarier karena ini adalah sebuah profesi,
sama halnya dengan profesi seorang dokter, pengacara, artis.
Minat positif yang diberikan oleh masyarakat Indonesia membuat orang ingin sekali menjadi seorang agen asuransi jiwa, yang tentu terbaik dalam hal kualitas maupun kuantitas. Harus disadari, menjadi agen asuransi jiwa adalah profesi yang sangat mulia di muka bumi ini. Bayangkan, ketika sebuah keluarga ditinggal oleh kepala keluarganya, seorang agen asuransi jiwa datang menyerahkan cek sejumlah nilai tunai yang ditinggalkan oleh kepala keluarga kepada ahli waris keluarganya tersebut. Mungkin tidak sebanding dengan nilai dari kepala keluarga tersebut, namun setidaknya hal tersebut bisa membantu mengurangi masalah beban hidup, khususnya masalah finansial sepeninggal kepala keluarganya dalam keluarga tersebut. Seringkali muncul stigma negatif bahwa asuransi jiwa itu hanya untuk 'sumpahin orang agar sakit kritis' atau bahkan 'sumpahin orang agar cepat mati'. Tentu kita harus merubah stigma negatif masyarakat tersebut menjadi sebuah stigma yang positif. Kesadaran masyarakat Indonesia bisa dibilang masih dalam angka yang sangat kecil. Tentu membangun kesadaran masyarakat untuk berasuransi dalam skala luas bisa menjadi kebanggaan ataupun penghargaan bagi agen asuransi jiwa tersebut.
Minat positif yang diberikan oleh masyarakat Indonesia membuat orang ingin sekali menjadi seorang agen asuransi jiwa, yang tentu terbaik dalam hal kualitas maupun kuantitas. Harus disadari, menjadi agen asuransi jiwa adalah profesi yang sangat mulia di muka bumi ini. Bayangkan, ketika sebuah keluarga ditinggal oleh kepala keluarganya, seorang agen asuransi jiwa datang menyerahkan cek sejumlah nilai tunai yang ditinggalkan oleh kepala keluarga kepada ahli waris keluarganya tersebut. Mungkin tidak sebanding dengan nilai dari kepala keluarga tersebut, namun setidaknya hal tersebut bisa membantu mengurangi masalah beban hidup, khususnya masalah finansial sepeninggal kepala keluarganya dalam keluarga tersebut. Seringkali muncul stigma negatif bahwa asuransi jiwa itu hanya untuk 'sumpahin orang agar sakit kritis' atau bahkan 'sumpahin orang agar cepat mati'. Tentu kita harus merubah stigma negatif masyarakat tersebut menjadi sebuah stigma yang positif. Kesadaran masyarakat Indonesia bisa dibilang masih dalam angka yang sangat kecil. Tentu membangun kesadaran masyarakat untuk berasuransi dalam skala luas bisa menjadi kebanggaan ataupun penghargaan bagi agen asuransi jiwa tersebut.
Maka
dari itu, masyarakat bisa menilai betapa mulia nya tugas seorang
asuransi jiwa, tidak semata – mata mendapatkan materi saja tetapi
dapat menolong mempersiapkan masa depan pencari nafkah untuk
melindungi penghasilan dan nilai ekonominya.